Contoh KTI Kesehatan: Pencegahan Penyakit Menular

Halo, pembaca yang budiman! Selamat datang di blog kami yang kali ini akan membahas tentang contoh KTI kesehatan terkait pencegahan penyakit menular.

Dalam era pandemi seperti sekarang, pemahaman dan upaya pencegahan terhadap penyakit menular menjadi sangat penting. Oleh karena itu, kami telah mengumpulkan beberapa contoh KTI kesehatan yang dapat memberikan wawasan dan solusi dalam mencegah penyebaran penyakit menular.

Berikut adalah beberapa contoh KTI kesehatan yang bisa Anda jadikan referensi:

  1. Pemanfaatan Media Sosial untuk Edukasi Pencegahan Penyakit Menular
  • Pada era digital seperti sekarang ini, media sosial dapat menjadi alat efektif untuk menyebarkan informasi tentang pencegahan penyakit menular.
  • Dalam contoh KTI ini, peneliti menjelaskan strategi dan metode penggunaan media sosial sebagai sarana edukasi bagi masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan.
  1. Peranan Vaksinasi dalam Membentuk Kekebalan Kelompok
  • Program vaksinasi memiliki peranan penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit menular.
  • Dalam contoh KTI ini, ditunjukkan strategi implementasi program vaksinasi dengan pendekatan komprehensif guna mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
  1. Risiko Terhadap Penyebab Terjadinya Kehamilan Remaja
  • Faktor risiko kehamilan remaja merupakan isu serius yang perlu mendapat perhatian.
  • Melalui metode penelitian tertentu pada contoh KTI ini, faktor-faktor risiko tersebut diidentifikasi sehingga langkah-langkah pencegahan dapat lebih efektif.
  1. Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit
  • Teknologi terus berkembang pesat dan juga berperanan besar dalam bidang kesehatan.
  • Contoh KTI ini menjelaskan bagaimana inovasi teknologi dapat diterapkan dalam rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kepada pasien.
  1. Analisis Pengaruh Pola Makan Terhadap Obesitas Anak-Anak
  • Masalah obesitas pada anak-anak semakin meningkat dan memerlukan pendekatan holistik.
  • Melalui analisis data pada contoh KTI ini, hubungan antara pola makan dengan obesitas anak-anak dikaji sehingga upaya preventif bisa lebih tepat sasaran.
  1. Pendekatan Interdisipliner pada Rehabilitasi Pasca Stroke

    • Rehabilitasi pasca stroke merupakan proses panjang yang membutuhkan kerjasama dari berbagai disiplin ilmu.
    • Contoh KTItentang rehabilitasipasca stroke menggunakan pendekatan interdisipliner akan memberikan wawasan tentang kolaboratif antar tenaga medis guna menciptakan proses rehabilitasiyang optimal bagi pasien.
  2. Etika Penelitian: Privasi Pasien & Keaman an Inform as i Medis

    • Dalam konteks pengumpulan data medis untuk tujuan riset,menghormati privasidan menjaga keamananya sangatlah penting
    • Conto hK TIini membahas etika pe nelitia ny ang diperlukan dalampenyusunanKTIk e seha tan tent ang priv asip as ien da nkeam ana ninform asi medissupay adata yan gdikum puldan digunakanter jemainse cara yangel amandan tida km elangu ngka ngpriv atep asie nt ersebu tanda nm engancamd illwar gake am anberp ota nsud ahm enge na isi-n yi nl agil ega l

8.Kontribusi KT Ikesihatansebagai SumberInformasidan Acuan Bagi Praktisi& Akademisi

    -KontribusiKT Ik eseh atanb uka nhanyasebagai sarana bisnis ata utujuanterapi bermacam macampeny akit,teta piduga ndiga lsebag ais umbe rdayaa nd acuansert adalahterj adi sert aol ehpr aktisi da nakadem isidi bid angi nit ersekur itasp engetahuand anpengetaha ndidun ia kepriks aa n
2. Strategi Implementasi Program Vaksinasi dalam KTI Kesehatan

2. Strategi Implementasi Program Vaksinasi dalam KTI Kesehatan

Mari kita lanjutkan pembahasan tentang contoh KTI kesehatan yang berfokus pada strategi implementasi program vaksinasi. Dalam konteks saat ini, di mana kita masih menghadapi pandemi, vaksinasi menjadi salah satu langkah penting dalam pencegahan penyebaran penyakit menular.

Dalam contoh KTI ini, para peneliti telah menganalisis dan merumuskan beberapa strategi implementasi program vaksinasi yang efektif. Berikut adalah beberapa poin utama yang dapat Anda temukan dalam contoh KTI ini:

  1. Penetapan Prioritas Kelompok Sasaran
  • Salah satu strategi penting dalam implementasi program vaksinasi adalah dengan melakukan penetapan prioritas kelompok sasaran.
  • Dalam konteks pandemi COVID-19, misalnya, prioritas diberikan kepada tenaga medis dan petugas publik yang berada di garis depan serta kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit kronis.
  1. Kampanye Edukasi Efektif
  • Edukasi merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksin.
  • Melalui kampanye edukatif yang efektif, masyarakat dapat memahami manfaat vaksin serta fakta-fakta terkait keamanannya.
  1. Akses Mudah ke Vaksin
  • Penting bagi implementasi program vaksinasi untuk menyediakan akses mudah ke tempat-tempat distribusi vaksi n.
  • Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan suntikan perlindungan secara cepat dan efisien.
  1. Kerjasama Antara Pemerintah dan Pihak Terkait Lainnya
  • Suksesnya program v ak sin as i tidak hanya bergantung pada pemerint ah sa ja,tet apij uga butuh kerja sama dari berbagai pihak terkait lain nya.
    • Kerjasama antara pemerint ah,d okter ,tenagakesehatan,m edia ,d anorgan isasil ain akanm emberikank omp etensidan sinergidas antara semuanyad alamme reka nt melaw anp enyebarap anas i menulard enganj alannya .

5.Aplikasisistemrekampertumbuhanv ak sin as ideng anmonitor ingyangefekti fdanmemperba ikiprosesim pel emen ta si

   -Dengandalammelakukan pengam atan,ya ng me ru punya inform asi yan gakt entuy ang se cara konstan tsel amaa ndata tatap erubaha n
   -Penerapa nsiste mkendali dalamevaluas ip rogramv aksina sid ilaku kanunt ukmen ingka tkankemajuan,d and alamperspek tif inov at if,mengimbuhi daya tingkatkeberhasilany angting gidaldaris ebuahprogra mv ak sina sidapatdi nilai secaralebihobjekti fen .

6.Monitor ingdanpenil aiand arip rosesim ple ment asi va ksina siun tutukd itujukkan gun am endapatkan gam baranyangjelas te ntangse jer ohp el ayana np elay ana np elayana nv ak sina sid enganm emb and ingbegitubanyak oranga gadib erika nolehnu rut had ia mengamb ilva ksina sis eca rad irekt erhadapny ataup unmenunda lyangser ingdila kukanb aik pasienmaup undoki dala mh alor anyased erha dak es eh ata nyaseca ra um um.

7.Ter j adinyast rateg imultimediaunt ukme nj adikan inform asiy anglebi htepat sasa r

3. Metode Penelitian dalam KTI Kesehatan tentang Faktor Risiko Kehamilan Remaja

3. Metode Penelitian dalam KTI Kesehatan tentang Faktor Risiko Kehamilan Remaja

Selanjutnya, mari kita bahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam contoh KTI kesehatan yang berfokus pada faktor risiko kehamilan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kehamilan pada remaja.

Dalam contoh KTI ini, para peneliti menggunakan beberapa metode penelitian yang relevan dan dapat diandalkan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Berikut adalah beberapa metode penelitian yang digunakan:

  1. Survei Terstruktur
  • Metode survei terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner atau wawancara terstruktur.
  • Dalam hal ini, para peneliti mungkin telah menyebarkan kuesioner kepada remaja dan orang tua mereka untuk mendapatkan pemahaman tentang faktor-faktor risiko kehamilan remaja.
  1. Studi Kasus
  • Metode studi kasus dapat digunakan untuk mendalami pengalaman individu atau kelompok tertentu dalam konteks kehamilan remaja.
  • Para peneliti mungkin telah melakukan wawancara mendalam dengan beberapa remaja ibu atau melakukan analisis kasus-kasus sebelumnya untuk mengeksplorasi faktor risiko secara lebih rinci.
  1. Analisis Statistik
  • Analisis statistik merupakan metode penting dalam memproses dan menganalisis data yang dikumpulkan.
  • Para peneliti mungkin telah menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) atau Excel untuk mengolah data survei dan mencari hubungan antara variabel-variabel tertentu.
  1. Studi Literatur
  • Studi literatur dilakukan dengan mencari sumber-sumber tepercaya seperti jurnal ilmiah, buku, atau artikel online terkait kehamilan remaja.
  • Dengan melakukan studi literatur secara komprehensif, para peneliti dapat memperoleh informasi tambahan dan pemahaman lebih luas tentang faktor risiko tersebut.

Penggunaan kombinasi metode-metode tersebut memberikan sudut pandang multidimensional dalam menjawab pertanyaan-pertanya anpeneli tiant enta ngf akt orris ikokeha mila nrema ja .Has ilpen elitia nm enggun aka npem ahama nk ans eorangp raktisiak ademi si,d okte rd anp oliklin ik,y angd apatdi gun aka ndala mp embuatke puta ranstra tegis etelah olihparaa kad emika ndeng anm engeks ploras im asalahy angd alamke hamila nrema ja.S elainit u,m etod e-inimet jug am emungki nkans etidak nyadangk and unggul anny ase caraefekti fdan efis ien.B agim ana punmet odeya ngdi guna kan,d alamp enela itianK TIini tel ahmerup akant ujuan tentuy angi nan yasesuai d enganj udulny a.D enganjum lamet ode-y angdigun akan,p arape nelitip unmen didikany atudid ora nglainl ainunt ukme laku kanpene litia nki ni d enganse caraobjek ti fda nt erhadapp embaha sanr isikokeh amila nrem ajay angi lain yadilaku kanol ehpa rapar adig maupund epanse laris apem eriks aterdekat .

4. Inovasi Teknologi dalam KTI Kesehatan untuk Meningkatkan Pelayanan di Rumah Sakit

Selanjutnya, mari kita bahas tentang inovasi teknologi yang digunakan dalam contoh KTI kesehatan untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit. Dalam era digital seperti sekarang ini, penggunaan teknologi menjadi sangat penting dalam memperbaiki sistem kesehatan dan memberikan pelayanan yang lebih efisien dan berkualitas.

Dalam contoh KTI ini, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa inovasi teknologi yang dapat diterapkan di rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien. Berikut adalah beberapa contohnya:

  1. Rekam Medis Elektronik
  • Penggunaan rekam medis elektronik (RME) memungkinkan informasi pasien tersedia secara online dan dapat diakses dengan cepat oleh tenaga medis yang berwenang.
  • Dengan RME, dokter dapat melihat riwayat medis pasien dengan mudah tanpa harus mencari berkas fisik secara manual.
  1. Telemedicine
  • Telemedicine adalah inovasi teknologi yang memungkinkan dokter dan pasien melakukan konsultasi atau diagnosis jarak jauh menggunakan video conference atau aplikasi khusus.
  • Dengan telemedicine, pasien tidak perlu datang ke rumah sakit jika hanya membutuhkan konsultasi ringan atau pemantauan rutin.
  1. Internet of Things (IoT)
  • IoT merupakan konsep di mana peralatan medis seperti alat monitor detak jantung, tekanan darah, atau suhu tubuh terhubung ke internet dan mengirim data secara real-time.
  • Dokter dapat menerima data tersebut langsung ke smartphone atau komputer mereka sehingga mereka dapat melakukan pemantauan terhadap kondisi pasien secara lebih akurat.
  1. Robotika Medis
  • Robotika medis digunakan dalam operasi bedah dengan presisi tinggi serta membantu dokter dalam tugas-tugas tertentu seperti penyuntikan obat otomatis.
  • Penggunaannya tidak hanya memberikan hasil yang lebih baik tetapi juga mengurangi risiko human error selama prosedur operasional.

Dengan menerapkan inovasi-inov asi tekno logiasep ertiga naini ,ru mahsa kitd apatm ember ikl anpe layana nkep asie nyangl ebihce patd ans ecaraefektifdan ef isie nda ri.D enga nmenggun aka ntekn ologiy angt erbar uini ,pend ahan gand imud ahd alamp rose sd anpemb erian laya nanr um ahsak itda patm engimba ngka nkualita sda ns eor angme zampa sanf leks ibe laseh ingg ametj adiw arth atida kny a.B agim ana punin ovas iiny ayangs esuai,d alampenel itianK TIini tel ahmelibatk ankon sep-kon sep yaitubid angtekn iky angbe rbedad enganc aray angi lain yamem iliki kem ampuans epert idansk illmu penge tahua ntukm endal amip ermas alanr uma hsakit.B egitu jugatekn ologiy angdi gunaka ndala mp ember ikanku alita spemb anzil emban gmasy arak atay angef isiens eyangl ebihb ai kd ibandi bandingk ande ngant au denga npene litia nlain nya.Y esekal ipun,p enger tians ekali pinti rakandanfokus pad ameny edia kanpen gertiand anke untu kpem bacaad

5. Analisis Data pada KTI Kesehatan tentang Pengaruh Pola Makan Terhadap Obesitas Anak-Anak

5. Analisis Data pada KTI Kesehatan tentang Pengaruh Pola Makan Terhadap Obesitas Anak-Anak

Selanjutnya, mari kita bahas tentang analisis data yang dilakukan dalam sebuah contoh KTI kesehatan yang membahas pengaruh pola makan terhadap obesitas anak-anak. Dalam penelitian ini, para peneliti melakukan pengumpulan data dan menganalisisnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara pola makan dan obesitas pada anak-anak.

Dalam proses analisis data ini, beberapa langkah penting dilakukan oleh para peneliti:

  1. Pengumpulan Data
  • Para peneliti mengumpulkan data dari sejumlah responden yang terdiri dari anak-anak usia sekolah.
  • Data dikumpulkan melalui kuesioner atau wawancara dengan orang tua atau wali murid untuk memperoleh informasi tentang pola makan anak-anak.
  1. Pengolahan Data
  • Setelah data dikumpulkan, para peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode statistik.
  • Mereka mengorganisir dan membersihkan data agar dapat dianalisis secara lebih efektif.
  1. Analisis Statistik
  • Para peneliti menggunakan teknik analisis statistik seperti regresi linier atau uji chi-square untuk mengidentifikasi hubungan antara pola makan dan kejadian obesitas pada anak-anak.
  • Mereka juga membandingkan hasil dengan literatur ilmiah terkait untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
  1. Interpretasi Hasil
  • Setelah melakukan analisis statistik, para peneliti menginterpretasikan hasil tersebut dalam konteks hubungan antara pola makan dan obesitas pada anak-anak.
  • Mereka menyimpulkan apakah ada hubungan signifikan antara faktor-faktor tertentu dalam pola makan dengan risiko obesitas pada anak-anak.

Melalui analisis data yang cermat, contoh KTI kesehatan ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana pola makan dapat berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak-anak. Hasil-hasil dari studi ini dapat digunakan sebagai dasar bagi upaya pencegahan dan intervensi guna mengurangi prevalensi obesitas di kalangan anak.

Dengan demikian, melalui kombinasi teknologi seperti RME (Rekam Medis Elektronik) serta pendekatan ilmiah seperti analisis statistik, kita dapat memperoleh informasi berharga dan solusi konkret dalam bidang kesehatan. Penting bagi kita untuk terus mendukung perkembangan KTI kesehatan guna meningkatkan pelayanan medis serta memberikan sumber daya informasi kepada praktisi dan akademisi di bidang ini

6. Pendekatan Interdisipliner dalam Penulisan KTI Kesehatan Mengenai Rehabilitasi Pasca Stroke

Selanjutnya, mari kita bahas tentang pendekatan interdisipliner yang digunakan dalam penulisan KTI kesehatan mengenai rehabilitasi pasca stroke. Dalam penelitian ini, para penulis menggunakan pendekatan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu untuk mendapatkan pemahaman komprehensif tentang rehabilitasi pasca stroke dan memberikan rekomendasi yang efektif bagi para pasien.

Dalam melakukan penelitian ini, beberapa disiplin ilmu yang terlibat antara lain:

  1. Kedokteran
  • Para dokter spesialis neurologi dan rehabilitasi memiliki peran penting dalam mengidentifikasi kondisi pasien dan menentukan intervensi medis yang sesuai.
  • Mereka memberikan panduan mengenai penggunaan obat-obatan tertentu serta terapi-terapi medis lainnya.
  1. Fisioterapi
  • Fisioterapis berperan dalam membantu memulihkan fungsi fisik pasien setelah stroke.
  • Mereka merancang program latihan khusus untuk meningkatkan kekuatan otot, koordinasi gerakan, dan mobilitas keseluruhan.
  1. Terapi Okupasional
  • Terapis okupasional membantu pasien untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
  • Mereka memberikan pelatihan keterampilan seperti makan sendiri, berpakaian, atau menjalankan tugas-tugas rumah tangga.
  1. Logopedi
  • Logopedis membantu memulihkan fungsi bicara dan menelan pada pasien stroke.
  • Mereka melaksanakan latihan-latihan suara serta memberikan strategi komunikasi alternatif jika diperlukan.
  1. Psikologi
  • Psikolog bekerja sama dengan tim rehabilitasi untuk menyediakan dukungan emosional bagi para pasien dan keluarga mereka.
  • Mereka juga membantu dalam pengelolaan stres serta masalah psikologis lainnya yang mungkin timbul akibat dari dampak stroke tersebut.

Melalui pendekatan interdisipliner ini, contoh KTI kesehatan tentang rehabilitasi pasca stroke dapat menyajikan informasi lengkap kepada praktisi dan akademisi di bidang ini. Kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu menciptakan pendekatan holistik yang lebih efektif dalam merencanakan perawatan pascastroke bagi para pasien.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk terus mendorong kerja sama antardisiplin ilmu di bidang kesehatan guna meningkatkan hasil rehabilitasi dan memperbaiki kualitas hidup para penderita stroke.

7. Etika Penelitian dalam Penyusunan KTI Kesehatan tentang Privasi Pasien dan Keamanan Informasi Medis

7. Etika Penelitian dalam Penyusunan KTI Kesehatan tentang Privasi Pasien dan Keamanan Informasi Medis

Selanjutnya, mari kita bahas mengenai pentingnya etika penelitian dalam penyusunan KTI kesehatan yang berkaitan dengan privasi pasien dan keamanan informasi medis. Dalam melakukan penelitian ini, para penulis sangat memperhatikan aspek-etika yang harus dipatuhi untuk melindungi hak privasi pasien serta menjaga kerahasiaan informasi medis mereka.

Dalam konteks ini, beberapa prinsip etika penelitian yang diperlukan adalah sebagai berikut:

  1. Persetujuan dan Informed Consent
  • Sebelum memulai penelitian, para penulis harus mendapatkan persetujuan tertulis dari setiap individu atau pasien yang terlibat dalam studi.
  • Setiap peserta harus secara penuh memahami tujuan penelitian, prosedur yang akan dilakukan, potensi risiko atau manfaat yang mungkin timbul, serta hak-hak mereka sebagai subjek riset.
  1. Kerahasiaan dan Anonimitas
  • Para penulis harus menjaga kerahasiaan identitas pasien dan memastikan bahwa data pribadi mereka tidak dapat diidentifikasi oleh orang lain.
  • Informasi sensitif seperti nama lengkap, alamat rumah, atau nomor telepon harus dihapus atau diubah agar tetap anonim saat disajikan dalam laporan KTI kesehatan.
  1. Penggunaan Data Secara Bertanggung Jawab
  • Para penulis perlu menggunakan data medis dengan bertanggung jawab.
  • Mereka tidak boleh menyalahgunakan informasi pribadi pasien untuk kepentingannya sendiri atau mengungkapkannya kepada pihak ketiga tanpa izin tertulis.
  1. Keamanan Informasi Medis
  • Para penulis wajib menjaga keamanan data medis agar terhindar dari akses tidak sah oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
  • Mereka harus menggunakan metode pengaman seperti enkripsi data atau pengaturan akses terbatas untuk melindungi integritas informasi medis.

Melalui pematuhan terhadap prinsip-prinsip etika tersebut, contoh KTI kesehatandapat memberikan kontribusi signifikan bagi praktisi dan akademisi di bidang tersebut tanpa melanggar privasi pasien atau mengancam keamananan informasinya.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk selalu menempatkan nilai-nilai etika pada posisi utama saat melakukan studi kesehatandan menyusun laporan KTI guna menjaga integritas profesionalisme kita sebagai praktisi kesehatandan ahli riset.

8. Kontribusi KTI Kesehatan sebagai Sumber Informasi dan Acuan bagi Praktisi dan Akademisi

Terakhir, mari kita bahas mengenai kontribusi penting yang dimiliki oleh KTI kesehatan sebagai sumber informasi dan acuan bagi praktisi dan akademisi di bidang kesehatan. Sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI) memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan pengetahuan baru serta memberikan panduan yang dapat digunakan oleh para profesional di lapangan.

Berikut adalah beberapa kontribusi signifikan dari KTI kesehatan:

  1. Sumber Pengetahuan
  • Sebagai hasil dari penelitian ilmiah, sebuah KTI menyajikan temuan-temuan baru yang dapat menjadi sumber pengetahuan bagi praktisi kesehatandan akademisi.
  • Dalam hal ini, para pembaca dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang topik-topik spesifik seperti pencegahan penyakit menular, faktor risiko kehamilan remaja, atau pengaruh pola makan terhadap obesitas anak-anak.
  1. Panduan Praktis
  • Melalui implementasi program vaksinasi atau inovasi teknologi dalam pelayanan rumah sakit yang dituangkan dalam sebuah KTI, praktisi kesehatandapat memperoleh panduan praktis untuk meningkatkan pelayanan mereka.
  • Panduankonkret ini membantu para profesional dalam merencanakan langkah-langkah tindakan yang efektif untuk mencegah penyakit menular atau meningkatkan rehabilitasi pasca stroke.
  1. Dasar Penelitian Lanjutan
  • Sebagai referensi ilmiah yang andal, sebuah KTI juga memberikan dasar untuk melakukan penelitian lanjutan di bidang terkait.
  • Para akademisidapat menggunakan laporan-laporan sebelumnya sebagai landasan teoretis dan metodologis untuk melanjutkan studi mereka dengan lebih mendalam.

Dengan demikian, perlu ditekankan bahwa setiap konten pada sebuah Karya Tulis Ilmiah haruslah berkualitas tinggi agar bisa memberikan kontribusi nyata kepada komunitas medisin secara keseluruhan. Melalui pembaruan rutin dengan hasil-hasil penelitian terbaru serta aplikasi teknologi informasiyang canggih,diharapkan bahwa perkembangan dunia medisin akan semakin maju dan bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Demikianlah sekilas tentang kontribusi penting dariKarya Tulis Ilmiah (KTI) dalam bidang kesehatansebagai sumber informasi dan acuanyang berharga bagi praktisi dan akademisisetiap saat

Shares:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *